A. Konsep Perancangan Sistem Kendali dengan PLC
Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-pendekatan sistematis dengan prosedure sebagai berikut :
- Rancangan Sistem Kendali
Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang sering secara umum disebut dengan controlled system.
2. Penentuan I/O
Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve dan lain-lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup elektromagnetik dan lain-lain.
3. Perancangan Program (Program Design)
Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi sistem kendali.
4. Pemrograman (Programming)
5. Menjalankan Sistem (Run The System)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug), dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk dijalankan.
B. Pengalamatan Pada PLC
Pada PLC untuk masukan dan keluaran diberikan alamat sesuai dengan tipe dan jenis dari PLC tersebut. Pengalamatan pada PLC OMRON dengan PLC Mitsubhisi tidaklah sama.
CPM 1A (Omron) | CQM1/CQM1H (Omron) | Mitsubhisi | |
Input | 0000 – 00NN (4 digit) | 00000 – 000NN (5 digit) | X000 – X00N |
Output | 1000 – 10NN (4 digit) | 10000 – 100NN (5 digit) | Y000 – Y00N |
C. Organisasi Program
D. Menggunakan Instruksi TR (PLC Omron) dan MPS, MRD, MPP (PLC Mitsubishi)
Teori Pendukung
Pada pemrograman PLC yang relatif kompleks, sering dijumpai Ladder Diagram dengan beberapa titik percabangan. Dalam hal ini diperlukan tambahan instruksi untuk pemrograman dengan titik percabangan tersebut, yaitu dengan menggunakan TR bit. TR bit untuk PLC OMRON hanyalah sebanyak 8 buah, yaitu TR 0 sampai dengan TR 7. Instruksi ini diperlukan sebab untuk Ladder diagram yang bercabang logikanya berubah lain dari pada umumnya. Logika bitnya (ON/OFF nya) telah dipindahkan secara semu ke bagian kanan dari titik percabangan.
Jika terdapat titik percabangan yang lebih dari 8 titik, sebaiknya sedapat mungkin diubah menjadi Ladder diagram yang tidak bercabang, sehingga lebih mudah dipahami dan lebih mudah dalam memasukkan programnya dengan Programming console.
Contoh :
Contoh Ladder Diagram dibawah ini adalah benar dan perhatikan cara penulisan Kode Mnemonicnya.